Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Aceh dan Kaukus Mahasiswa Peduli Syariat Islam (KMPSI) meminta pemerintah Aceh mengambil langkah tegas terkait peredaran minuman keras, narkoba dan wanita malam di Hotel Hermes Palace Banda Aceh.
Redaksi AtjehLINK beberapa kali mencoba mengkonfirmasi pihak manajemen Hermes Palace Hotel, namun sampai berita ini diturunkan belum ada tanggapan.
Berikut beberapa foto hasil investigasi KAMMI Aceh terkait keberadaan diskotik terselubung di Hotel Hermes Palace yang diterima redaksi AtjehLINK, Selasa (8/1). (AtjehLINK/KAMMI)
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Aceh melakukan investigasi keberadaan diskotik terselubung di Hotel Hermes Palace. Aktivitas minuman keras, narkoba dan wanita malam di Hotel Hermes Palace Banda Aceh. KAMMI Aceh dan Kaukus Mahasiswa Peduli Syariat Islam (KMPSI) mendesak pemerintah Aceh mengambil langkah tegas terkait kasus ini. Hal ini disampaikan oleh Faisal Qasim SH, Ketua KAMMI Aceh dan Muhammad Hamzah, Ketua KMPSI, Selasa (8/1).
Dari beberapa gambar foto hasil investigasi yang diperoleh KAMMI dan KMPSI, sangat jelas terlihat Hotel Hermes Palace menampilkan perempuan seronok untuk menghibur para tamu. Pelecehan syariat di Hotel Hermes melibatkan pimpinan Hotel Hermes Palace yang merupakan warga pendatang non-muslim.
Catatan KAMMI dan KMPSI, Hotel Hermes Palace pada Januari tahun 2011 lalu, sudah menandatangani pernyataan di depan Muspida Aceh yang terdiri dari Ketua DPRA, Ketua Komisi A, Ketua MPU, Walikota, Kapolda, Kapolresta Banda Aceh, dan anggota DPRA, yang berjanji akan menutup tempat hiburan malam tersebut
Bukti pelanggaran Syariat yang dilakukan GM Hermes Palace Hotel, (Atjehlink.com/facebook:kissFM) |
Dugaan KAMMI dan KMPSI kegiatan pelecehan syariat ini diback up oleh Militer dan Polisi, hal ini terlihat dari pintu masuk diskotik yang dijaga ketat personil kepolisian dan militer. KAMMI dan KMPSI mendesak Gubernur, Kapolda, Walikota, dan Pangdam IM segera memanggil pimpinan Hotel Hermes Palace untuk mempertanggungjawabkan aktivitas diskotik tersebut.
Petugas WH mengaku sudah mengetahui aktivitas di hotel tersebut namun kesulitan melakukan razia karena di back up oleh pihak tertentu.
Jika pemerintah Aceh tidak mengambil langkah tegas, dikhawatirkan aktivis Islam dan santri Aceh akan mengambil tindakan sendiri dan tentu berpotensi menimbulkan kericuhan besar. Pihak Aktivis tidak akan bertanggung jawab jika aksi anarkis benar terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar